BUMN
Program Beasiswa PTBA Mewujudkan Mimpi Besar Pemuda Merapi Timur Lahat

LAHAT SUMSEL, MLCI – Berasal dari keluarga sederhana di Kecamatan Merapi Timur Kabupaten Lahat, Rio Fernando tumbuh dengan impian yang jauh melampaui keterbatasan ekonomi keluarganya.
Mimpi besarnya itulah yang kemudian membuat Rio memilih untuk aktif di berbagai kegiatan ekstrakurikuler serta senantiasa berusaha mempertahankan nilai akademiknya selama menempuh pendidikan. Sebab diakuinya, kedua hal itu akan menjadi modal penting bagi masa depannya.
Rio yang sejak kecil selalu tertarik pada dunia pendidikan dan bercita-cita untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, akhirnya berhasil mendapatkan beasiswa Bidiksiba dari PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang kemudian mengubah jalan kehidupannya.
“Program ini menjadi jembatan emas bagi siswa berprestasi dengan keterbatasan ekonomi untuk bisa mengenyam pendidikan tinggi. Saya tertarik dengan reputasi PTBA yang tidak hanya fokus pada bisnis, tetapi juga pada pengembangan sumber daya manusia lokal melalui program beasiswa pendidikan,” terang Rio. Rabu (10/9).
Yang paling menarik bagi dirinya adalah kesempatan untuk mendapatkan dukungan finansial penuh selama studi, serta jaminan potensi karier di masa depan. Ini adalah kesempatan langka yang tidak ingin dilewatkannya, karena Ia melihat sebagai investasi terbaik untuk masa depan dirinya dan keluarga.
Disampaikan Rio, pengalaman selama menempuh pendidikan di bawah program Bidiksiba PTBA adalah perjalanan yang luar biasa, penuh tantangan namun juga sangat berharga.
“Saya berkesempatan belajar di salah satu Politeknik terbaik di Indonesia, bertemu dengan dosen-dosen hebat, dan berinteraksi dengan teman-teman dari berbagai latar belakang. Momen yang paling berkesan adalah ketika saya berhasil menyelesaikan skripsi dan lulus dengan predikat cum laude. Itu adalah bukti nyata dari kerja keras, dukungan dari keluarga, dan tentu saja, bantuan dari program Bidiksiba,” ungkapnya dengan penuh rasa syukur.
Rio juga mengatakan, program ini tidak hanya membekalinya dengan ilmu pengetahuan, namun juga mampu melatihnya menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab. Dalam perjalanannya, ia mengambil jurusan Akutansi. Namun siapa sangka, jurusan ini ternyata memiliki relevansi yang sangat kuat dengan kariernya saat ini yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan jabatan Pengelola Penanganan Perkara di Kejaksaan Negeri.
Setelah lulus dari program Bidiksiba, langkah pertama yang Ia lakukan adalah mempersiapkan diri secara matang untuk menghadapi berbagai seleksi pekerjaan, terutama seleksi PNS.
“Saya aktif mencari informasi lowongan, mempelajari materi tes, dan berlatih soal-soal. Saya juga terus memperbarui ilmu pengetahuan saya dan mengikuti seminar atau workshop yang relevan. Selain itu, saya juga mencoba untuk membangun jaringan profesional dengan senior-senior dan rekan-rekan seprofesi. Saya menyadari bahwa persaingan untuk menjadi PNS sangat ketat, sehingga saya harus menyiapkan diri sebaik mungkin, tidak hanya dari sisi akademik tetapi juga mental,” paparnya.
Rio mengungkapkan, momen ketika dirinya menerima pengumuman kelulusan PNS menjadi salah satu momen paling membahagiakan dalam hidupnya. Apalagi motivasi terbesarnya yaitu mengangkat derajat keluarga. Ia ingin membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi tidak menjadi penghalang untuk meraih pendidikan tinggi dan kehidupan yang lebih baik.
“Selain itu, saya juga termotivasi untuk bisa memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan negara. Ketika menghadapi tantangan selama studi, entah itu tugas yang menumpuk, ujian yang sulit, atau bahkan kerinduan pada keluarga, saya selalu mengingat tujuan-tujuan ini. Saya percaya bahwa setiap kesulitan adalah bagian dari proses pendewasaan dan akan membuat saya menjadi pribadi yang lebih kuat,” jelasnya.
Keberhasilannya diterima sebagai PNS membuat dirinya melihat bahwa program Bidiksiba PTBA ini sangat relevan dan krusial dalam membantu anak-anak daerah, khususnya di sekitar wilayah operasional PTBA, untuk meraih pendidikan tinggi dan masa depan yang lebih baik. Sebab faktanya, program ini secara langsung mengatasi hambatan terbesar bagi banyak anak berprestasi di daerah, yaitu keterbatasan finansial.
Menurutnya, tanpa program seperti Bidiksiba, banyak potensi unggul dari daerah mungkin tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke universitas berkualitas karena keterbatasan biaya, yang pada akhirnya akan membatasi peluang masa depan mereka.
Rio menekankan, program ini tidak hanya memberikan akses pendidikan, tetapi juga membuka wawasan, memperluas jaringan, dan membekali peserta dengan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja.
Ini adalah investasi jangka panjang yang tidak hanya menguntungkan individu, tetapi juga komunitas lokal dan nasional. Dengan adanya Bidiksiba, anak-anak daerah memiliki harapan dan jalur yang jelas untuk mengubah nasib mereka, menjadi agen perubahan, dan pada gilirannya, berkontribusi kembali pada pembangunan daerah asal mereka.
“Dampak program Bidiksiba PTBA terhadap kehidupan pribadi dan keluarga saya sangatlah besar, bahkan bisa dibilang mengubah jalan hidup kami. Secara pribadi, program ini adalah kunci yang membuka pintu gerbang pendidikan tinggi bagi saya, sesuatu yang sebelumnya terasa mustahil,” urainya.
Ia menambahkan, dengan Bidiksiba, dirinya bisa fokus belajar tanpa harus memikirkan biaya kuliah, biaya hidup, atau beban finansial lainnya, yang memungkinkannya untuk meraih prestasi akademik maksimal. Ini juga membangun rasa percaya diri yang luar biasa, membentuk Rio menjadi pribadi yang lebih mandiri, disiplin, dan bertanggung jawab.
“Bagi keluarga saya, dampaknya juga monumental. Orang tua saya tidak perlu lagi memikirkan biaya pendidikan saya, yang merupakan beban finansial sangat besar bagi mereka. Keberhasilan saya melalui program ini dan kemudian menjadi PNS memberikan kebanggaan yang tak terhingga bagi mereka, serta harapan akan masa depan yang lebih cerah bagi seluruh keluarga. Program ini tidak hanya mengangkat saya secara individu, tetapi juga memberikan stabilitas dan optimisme baru bagi keluarga besar saya,” terangnya
Rio pun berpesan kepada adik-adik alumni Bidiksiba PTBA yang sedang berjuang mewujudkan cita-citanya. Pertama, jangan pernah berhenti belajar dan beradaptasi.
Dunia terus berubah, dan bekal ilmu dari kampus harus terus diasah dan diperbarui. Kedua, jangan takut untuk mencoba hal-hal baru dan keluar dari zona nyaman. Kegagalan adalah guru terbaik, jadikan itu pelajaran berharga.
Ketiga, tetaplah rendah hati dan jangan lupakan asal-usulmu. Ingatlah bahwa kesempatan yang kalian dapatkan adalah berkat perjuangan dan dukungan banyak pihak. Terakhir, jadilah pribadi yang jujur dan berintegritas.
Di mana pun kalian berkarier, integritas adalah modal utama yang tidak bisa ditawar. Teruslah berjuang dengan semangat dan doa, impian kalian pasti akan tercapai.
Kemudian, untuk generasi muda lainnya yang memiliki impian besar namun terkendala secara ekonomi, Rio berpesan untuk jangan pernah menyerah pada impian kalian
Ditegaskannya, keterbatasan ekonomi bukanlah alasan untuk berhenti bermimpi atau berusaha. Justru, jadikan itu cambuk untuk bekerja lebih keras, lebih cerdas, dan lebih gigih.
Ia berpesan kepada generasi muda untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai peluang beasiswa, program bantuan pendidikan, atau jalur alternatif lain untuk meraih pendidikan.
Manfaatkan setiap sumber daya yang ada, baik itu dari sekolah, komunitas, pemerintah, maupun perusahaan. Bangunlah relasi yang baik, karena seringkali kesempatan datang dari jaringan pertemanan atau kenalan.
“Percayalah pada potensi diri kalian, asah terus kemampuan, dan tunjukkan bahwa kalian layak mendapatkan kesempatan. Ingatlah, kerja keras dan ketekunan tidak akan pernah mengkhianati hasil. Teruslah berjuang dan berdoa, karena tidak ada yang tidak mungkin jika kita berusaha,” pungkas Rio.*** (D4F)
BUMN
Inisiasi PTBA “Program Desa Impian” Puyuh Jadi Jalan Keluar Penambang Ilegal

MUARA ENIM SUMSEL, MLCI – Hidup di bawah bayang-bayang tambang ilegal bukanlah perkara mudah. Risiko kecelakaan yang selalu mengintai, razia aparat membuat dada berdebar, serta rasa cemas yang tak pernah pergi.
Itulah yang dirasakan warga Desa Sleman, Kecamatan Tanjung Agung, sebelum menemukan jalan baru lewat program Transformasi Pertambangan Tanpa Izin (PETI) yang diinisiasi oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Kini, program tersebut hadir dengan nama baru yakni Desa Impian. Tujuannya sederhana tapi berarti besar, mendorong transformasi desa melalui kolaborasi agrikultur, sekaligus membuka peluang ekonomi, memperkuat ketahanan pangan, dan memulihkan lingkungan bekas tambang.
Awal Mula Perubahan Profesi
Tonidi, salah seorang warga yang pernah terlibat dalam PETI, mengingat betul titik balik hidupnya. Pada Februari 2024, ia masih aktif di tambang ilegal ketika bertemu dengan perwakilan PTBA.
Melalui pertemuan sederhana itu, Tonidi mengetahui kabar besar bahwasanya PTBA ingin mengalihkan masyarakat dari ketergantungan pada tambang ilegal menuju usaha yang lebih layak. Jumat (26/9).
“Bagi saya, ini angin segar,” kata Tonidi. Ia sadar sejak lama, bekerja di PETI tidak hanya melanggar hukum, tapi juga penuh bahaya. Peralatan kerja seadanya, rasa tidak aman, hingga keharusan sembunyi-sembunyi dari razia aparat, semua itu menambah tekanan.
Maka ketika ada peluang baru, Tonidi tidak ragu. Ia memilih meninggalkan tambang dan mencoba peruntungan di jalur berbeda, menjadi ketua kelompok Budidaya Burung Puyuh Bangsal Pematang.
“Jadi dengan adanya program ini, saya pribadi merasa sangat senang karena saya dan teman-teman akhirnya mendapatkan peluang untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak, aman dan bermartabat,” imbuh Tonidi.
Kenapa Budidaya Puyuh?
Program Desa Impian sebenarnya menawarkan banyak pilihan usaha yakni ikan, belut, hingga kambing. Namun Tonidi mantap memilih puyuh. Alasannya sederhana karena perawatannya lebih mudah, tingkat keberhasilannya tinggi, dan hasilnya menjanjikan. Bahkan kotoran puyuh bisa diolah kembali menjadi pakan ikan, membentuk rantai usaha yang saling terhubung.
Belajar Semua Hal Tentang Puyuh dari Nol
Perjalanan dimulai dengan pelatihan. Bersama anggota kelompok, Tonidi belajar cara merawat puyuh, menghitung produksi telur, hingga mengelola keuntungan. Tidak berhenti di teori, PTBA langsung menyalurkan bantuan 200 ekor puyuh pada Maret 2024.
Ilmu yang didapat langsung dipraktikkan, dan hasilnya nyata yaitu puyuh bertelur sesuai hitungan, keuntungan mulai mengalir. Melihat kesungguhan itu, PTBA menambah dukungan — 1.000 ekor puyuh, kemudian 2.000 ekor lagi di akhir 2024. Kini, populasi di kandang Bangsal Pematang sudah mencapai 3.000 ekor.
Telur Kecil Jadi Sumber Penghasilan
Setiap hari, kandang itu menghasilkan 23–25 kilogram telur. Hasil panen dikumpulkan seminggu sekali, lalu dipasarkan ke Tanjung Enim, Muara Enim, hingga Baturaja. Harga jual relatif stabil pada Rp36.000 per kilogram di Tanjung Enim, dan Rp34.000 di Baturaja karena pembeli datang langsung ke lokasi.
Setelah dipotong biaya pakan dan listrik, keuntungan bersih cukup untuk memenuhi upah setara UMR bagi anggota yang aktif. Saat ini, dari 10 anggota kelompok, 4 orang mengelola penuh kandang, sementara sisanya membantu bila ada perbaikan atau kebutuhan mendesak.
Telur Kecil, Harapan Besar
Bagi kelompok Bangsal Pematang, perjalanan ini baru permulaan. Mereka berharap budidaya puyuh bisa terus berkembang, menyerap tenaga kerja lebih banyak, serta membantu masyarakat sekitar lepas dari belenggu tambang ilegal.
“Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk PTBA yang sudah peduli dan mendukung kami. Harapan kami, semoga PTBA terus membersamai kami dalam mengembangkan budidaya puyuh ini agar manfaatnya makin luas,” tutup sang ketua penuh optimism.*** (D4F).
BUMN
Penuh Antusias, 835 Siswa Daftar Open Rekrutmen Marching Band Bukit Asam

MUARA ENIM SUMSEL, MLCI – Marching Band Bukit Asam (MBBA) kembali menggelar open rekrutmen anggota baru untuk angkatan 2025. Tahun ini, antusiasme calon anggota melonjak tajam, sebanyak 835 siswa dari berbagai sekolah di ring 1 PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mendaftarkan diri untuk bergabung.
Salah satu pelatih MBBA, Tiara Ramadhina mengungkapkan ada yang berbeda dari rekrutmen tahun ini. Untuk pertama kalinya, kesempatan dibuka hingga ke tingkat sekolah dasar.
“Alhamdulillah antusiasme calon anggota tahun ini sangat besar. Tahun-tahun sebelumnya rekrutmen hanya untuk SMP dan SMA dengan jumlah pendaftar sekitar 500 orang. Tapi sekarang, karena anak SD juga boleh mendaftar, jumlahnya meningkat jadi 835 orang pada pertemuan perdana 20 September lalu,” ujar Tiara. Kamis (25/9).
Prestasi Jadi Magnet
Tiara menambahkan, meningkatnya jumlah pendaftar juga dipengaruhi popularitas MBBA yang terus menanjak berkat prestasi gemilang. Terakhir, MBBA yang mewakili Sumatera Selatan berhasil meraih Juara III Nasional pada Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas) VIII di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Juli 2025.
Tak hanya itu, MBBA juga berhasil membawa pulang 13 medali yang terdiri dari 3 emas, 6 perak, dan 4 perunggu. “Anak-anak melihat langsung pencapaian ini, sehingga semakin banyak yang termotivasi untuk ikut bergabung,” imbuhnya.
Seleksi Ketat dan Latihan Intensif
Meski jumlah pendaftar membludak, tak semua bisa lolos. Salah satu syarat utama adalah tinggi badan minimal 150 cm, mengingat beratnya instrumen marching band.
“Setelah berkas pendaftaran kami terima di pertemuan pertama, proses dilanjutkan dengan pengukuran tinggi badan. Hasil seleksi akan diumumkan pada Jumat, 26 September 2025 melalui media sosial MBBA. Peserta yang lolos kemudian mulai mengikuti latihan dasar baris-berbaris, disiplin, dan sikap tubuh selama 2–3 bulan. Setelah itu baru dilakukan pembagian section sesuai minat masing-masing,” jelas Tiara.
Harapan dan Mimpi Besar
Bagi Tiara dan tim pelatih, rekrutmen ini bukan hanya soal regenerasi, tetapi juga wadah untuk mengasah bakat seni dan musik generasi muda.
“Kami ingin Marching Band Bukit Asam menjadi ruang bagi anak-anak untuk maju, berkembang, dan tampil di berbagai ajang yang membanggakan, baik bagi MBBA maupun PTBA,” katanya.
Lebih jauh, MBBA menyimpan mimpi besar yang hingga kini masih diperjuangkan: tampil langsung di hadapan Presiden Republik Indonesia.
“Sejak saya bergabung di MBBA pada 2010, mimpi yang belum tercapai adalah tampil di depan Presiden RI. Semoga PTBA bisa membantu mewujudkan impian tersebut,” tutup Tiara penuh harap.*** (D4F).
BUMN
Dua Penghargaan Bergengsi Diborong PTBA “Ajang IICD Corporate Governance Award 2025”

JAKARTA, MLCI – Release diterima media ini Jumat 19 September 2025, PT Bukit Asam Tbk meraih penghargaan Best Non-Financial Sector Big Cap dan Top 50 Big Capitalization Public Listed Company pada ajang The 16th IICD Corporate Governance Conference & Award 2025.
Penyerahan penghargaan tersebut berlangsung di Ballroom Pullman Hotel, Jakarta, pada Senin 15 September 2025 lalu.
P.H. Corporate Secretary PTBA Eko Prayitno mengatakan, penghargaan ini menjadi pengakuan atas konsistensi PTBA dalam menjalankan kaidah-kaidah tata kelola perusahaan yang baik di setiap lini perusahaan.
“Apresiasi ini menjadi penyemangat bagi kami untuk semakin memperkuat praktik GCG sebagai fondasi atas pengelolaan entitas usaha yang akuntabel,” jelasnya.
Penghargaan ini mencerminkan komitmen PTBA dalam menerapkan praktik terbaik tata kelola perusahaan, termasuk prinsip Good Corporate Governance (GCG), pedoman governansi, dan sistem pengendalian internal yang mengacu pada standar internasional seperti Committee of Sponsoring Organizations (COSO) dan Asean Corporate Governance Scorecard (ACGS).
The 16th IICD Corporate Governance Conference and Award merupakan ajang tahunan pemberian apresiasi kepada perusahaan-perusahaan publik di Indonesia yang dinilai telah menerapkan praktik GCG terbaik. Adapun tema yang diangkat yaitu “Building Resilience through Good Governance: Thriving in Turbulent Times”.
Penilaian dilakukan terhadap 200 emiten berkapitalisasi besar dan menengah dengan mengacu pada standar regional ACGS, sehingga hasilnya mencerminkan pengukuran yang komprehensif dan berkelanjutan.
Wakil Presiden RI periode 2009–2014, Boediono yang hadir dalam kesempatan tersebut menekankan pentingnya sinergi antara sektor publik dan swasta untuk membangun tata kelola yang kuat. Menurutnya, perusahaan yang menerapkan praktik tata kelola dengan baik akan turut mendorong kemajuan dunia usaha dan meningkatkan daya tahan ekonomi nasional.
Ketua Umum IICD & IIPG, Rudiantara menegaskan bahwa penghargaan ini bukan sekadar apresiasi, melainkan momentum untuk memperkuat fondasi tata kelola perusahaan Indonesia serta mempercepat pencapaian standar ASEAN CG Scorecard. Kehadiran regulator, investor, dan praktisi di forum tersebut diharapkan memperkuat dialog dan kolaborasi bagi peningkatan kualitas tata kelola di pasar modal.*** (D4F)
-
Hukum & Kriminal5 tahun ago
4 Pria dan 1 Wanita Terduga Pelaku Narkoba Diringkus Polres Lahat
-
Hukum & Kriminal5 tahun ago
Team Tiger Polres Lahat Kembali Tangkap Terduga Pembunuhan
-
Hukum & Kriminal5 tahun ago
Dua Pasal Hukum, Dodo Arman Ditangkap Kasat Reskrim Polres Lahat
-
Peristiwa4 tahun ago
Pelajar Alami Kecelakaan di Perlintasan Kereta Api Depan SMKN 2 Lahat
-
Hukum & Kriminal5 tahun ago
Hampir Dua Bulan Buron, Pembacok Diciduk Tim Satreskrim Polres Lahat
-
Hukum & Kriminal5 tahun ago
Komplotan Pelaku Narkoba Lahat Tengah Berhasil Ditangkap Polres Lahat
-
Hukum & Kriminal4 tahun ago
Langgar Aturan, Oknum Polres Lahat Diberhentikan Tidak Hormat
-
Hukum & Kriminal5 tahun ago
Soal Pembunuhan di Kikim Tengah, Pengacara Korban Angkat Bicara