BUMN
Bukit Asam Tingkatkan Akses Pendidikan, Antar 19 Peserta BIDIKSIBA 2025 ke Perguruan Tinggi Impian

MUARA ENIM SUMSEL, MLCI – Sebagai wujud nyata komitmen terhadap pendidikan, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melalui Program Bantuan Biaya Pendidikan Mahasiswa Sekitar Bukit Asam (BIDIKSIBA) 2025 kembali mendukung siswa berprestasi dari keluarga prasejahtera untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
Melalui program ini, PTBA berpartisipasi aktif dalam memutus rantai kemiskinan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia, khususnya di wilayah ring satu perusahaan.
Sustainability Division Head PTBA, Dedy Saptaria Rosa, menyampaikan bahwa program ini sejalan dengan Asta Cita pemerintah yang memberikan perhatian khusus pada bidang pendidikan.
“Program BIDIKSIBA hadir untuk mendukung siswa berprestasi dari keluarga prasejahtera agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dan bersaing di dunia profesional,” ujar Dedy. Kamis (14/8)
Momen Keakraban dalam Temu Ramah BIDIKSIBA 2025
Untuk mempererat hubungan dan menumbuhkan semangat berbagi, para peserta BIDIKSIBA dari tahun sebelumnya menginisiasi acara temu ramah dengan adik-adik mereka yang baru terpilih. Kegiatan yang digelar di Mess Hall Hotel Saka, Tanjung Enim ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga menjadi bukti bahwa kepedulian dan semangat berbagi telah menjadi bagian dari para penerima beasiswa.
Ketua Program BIDIKSIBA 2025, Weny Yuliastuti, menegaskan komitmen PTBA untuk selalu memberikan ruang bagi peserta BIDIKSIBA untuk belajar, bertumbuh, dan mengembangkan diri.
“Kegiatan ini menunjukkan bahwa semangat kepedulian dan berbagi telah menjadi bagian dari diri mereka,” tutur Weny.
Buka Akses Pendidikan Tinggi bagi Putra-Putri Terbaik
Pada tahun ini, Program BIDIKSIBA telah berhasil mengantarkan 19 peserta yang lolos seleksi ke perguruan tinggi tujuan mereka, yaitu Politeknik Negeri Malang (Polinema), Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri), dan selanjutnya Politeknik Negeri Lampung (Polinela) pada tanggal 15 Agustus 2025.
Weny menjelaskan bahwa program ini adalah wujud nyata kepedulian PTBA untuk membuka akses pendidikan tinggi bagi putra-putri terbaik dari wilayah Muara Enim, Lahat, Palembang, Lampung, dan Sawahlunto.
“Harapan kami, para penerima manfaat dapat menjadi inspirasi, teladan, dan berkontribusi positif bagi keluarga serta kemajuan daerahnya,” tutup Weny.*** (D4F)
BUMN
Inisiasi PTBA “Program Desa Impian” Puyuh Jadi Jalan Keluar Penambang Ilegal

MUARA ENIM SUMSEL, MLCI – Hidup di bawah bayang-bayang tambang ilegal bukanlah perkara mudah. Risiko kecelakaan yang selalu mengintai, razia aparat membuat dada berdebar, serta rasa cemas yang tak pernah pergi.
Itulah yang dirasakan warga Desa Sleman, Kecamatan Tanjung Agung, sebelum menemukan jalan baru lewat program Transformasi Pertambangan Tanpa Izin (PETI) yang diinisiasi oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Kini, program tersebut hadir dengan nama baru yakni Desa Impian. Tujuannya sederhana tapi berarti besar, mendorong transformasi desa melalui kolaborasi agrikultur, sekaligus membuka peluang ekonomi, memperkuat ketahanan pangan, dan memulihkan lingkungan bekas tambang.
Awal Mula Perubahan Profesi
Tonidi, salah seorang warga yang pernah terlibat dalam PETI, mengingat betul titik balik hidupnya. Pada Februari 2024, ia masih aktif di tambang ilegal ketika bertemu dengan perwakilan PTBA.
Melalui pertemuan sederhana itu, Tonidi mengetahui kabar besar bahwasanya PTBA ingin mengalihkan masyarakat dari ketergantungan pada tambang ilegal menuju usaha yang lebih layak. Jumat (26/9).
“Bagi saya, ini angin segar,” kata Tonidi. Ia sadar sejak lama, bekerja di PETI tidak hanya melanggar hukum, tapi juga penuh bahaya. Peralatan kerja seadanya, rasa tidak aman, hingga keharusan sembunyi-sembunyi dari razia aparat, semua itu menambah tekanan.
Maka ketika ada peluang baru, Tonidi tidak ragu. Ia memilih meninggalkan tambang dan mencoba peruntungan di jalur berbeda, menjadi ketua kelompok Budidaya Burung Puyuh Bangsal Pematang.
“Jadi dengan adanya program ini, saya pribadi merasa sangat senang karena saya dan teman-teman akhirnya mendapatkan peluang untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak, aman dan bermartabat,” imbuh Tonidi.
Kenapa Budidaya Puyuh?
Program Desa Impian sebenarnya menawarkan banyak pilihan usaha yakni ikan, belut, hingga kambing. Namun Tonidi mantap memilih puyuh. Alasannya sederhana karena perawatannya lebih mudah, tingkat keberhasilannya tinggi, dan hasilnya menjanjikan. Bahkan kotoran puyuh bisa diolah kembali menjadi pakan ikan, membentuk rantai usaha yang saling terhubung.
Belajar Semua Hal Tentang Puyuh dari Nol
Perjalanan dimulai dengan pelatihan. Bersama anggota kelompok, Tonidi belajar cara merawat puyuh, menghitung produksi telur, hingga mengelola keuntungan. Tidak berhenti di teori, PTBA langsung menyalurkan bantuan 200 ekor puyuh pada Maret 2024.
Ilmu yang didapat langsung dipraktikkan, dan hasilnya nyata yaitu puyuh bertelur sesuai hitungan, keuntungan mulai mengalir. Melihat kesungguhan itu, PTBA menambah dukungan — 1.000 ekor puyuh, kemudian 2.000 ekor lagi di akhir 2024. Kini, populasi di kandang Bangsal Pematang sudah mencapai 3.000 ekor.
Telur Kecil Jadi Sumber Penghasilan
Setiap hari, kandang itu menghasilkan 23–25 kilogram telur. Hasil panen dikumpulkan seminggu sekali, lalu dipasarkan ke Tanjung Enim, Muara Enim, hingga Baturaja. Harga jual relatif stabil pada Rp36.000 per kilogram di Tanjung Enim, dan Rp34.000 di Baturaja karena pembeli datang langsung ke lokasi.
Setelah dipotong biaya pakan dan listrik, keuntungan bersih cukup untuk memenuhi upah setara UMR bagi anggota yang aktif. Saat ini, dari 10 anggota kelompok, 4 orang mengelola penuh kandang, sementara sisanya membantu bila ada perbaikan atau kebutuhan mendesak.
Telur Kecil, Harapan Besar
Bagi kelompok Bangsal Pematang, perjalanan ini baru permulaan. Mereka berharap budidaya puyuh bisa terus berkembang, menyerap tenaga kerja lebih banyak, serta membantu masyarakat sekitar lepas dari belenggu tambang ilegal.
“Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk PTBA yang sudah peduli dan mendukung kami. Harapan kami, semoga PTBA terus membersamai kami dalam mengembangkan budidaya puyuh ini agar manfaatnya makin luas,” tutup sang ketua penuh optimism.*** (D4F).
BUMN
Penuh Antusias, 835 Siswa Daftar Open Rekrutmen Marching Band Bukit Asam

MUARA ENIM SUMSEL, MLCI – Marching Band Bukit Asam (MBBA) kembali menggelar open rekrutmen anggota baru untuk angkatan 2025. Tahun ini, antusiasme calon anggota melonjak tajam, sebanyak 835 siswa dari berbagai sekolah di ring 1 PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mendaftarkan diri untuk bergabung.
Salah satu pelatih MBBA, Tiara Ramadhina mengungkapkan ada yang berbeda dari rekrutmen tahun ini. Untuk pertama kalinya, kesempatan dibuka hingga ke tingkat sekolah dasar.
“Alhamdulillah antusiasme calon anggota tahun ini sangat besar. Tahun-tahun sebelumnya rekrutmen hanya untuk SMP dan SMA dengan jumlah pendaftar sekitar 500 orang. Tapi sekarang, karena anak SD juga boleh mendaftar, jumlahnya meningkat jadi 835 orang pada pertemuan perdana 20 September lalu,” ujar Tiara. Kamis (25/9).
Prestasi Jadi Magnet
Tiara menambahkan, meningkatnya jumlah pendaftar juga dipengaruhi popularitas MBBA yang terus menanjak berkat prestasi gemilang. Terakhir, MBBA yang mewakili Sumatera Selatan berhasil meraih Juara III Nasional pada Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas) VIII di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Juli 2025.
Tak hanya itu, MBBA juga berhasil membawa pulang 13 medali yang terdiri dari 3 emas, 6 perak, dan 4 perunggu. “Anak-anak melihat langsung pencapaian ini, sehingga semakin banyak yang termotivasi untuk ikut bergabung,” imbuhnya.
Seleksi Ketat dan Latihan Intensif
Meski jumlah pendaftar membludak, tak semua bisa lolos. Salah satu syarat utama adalah tinggi badan minimal 150 cm, mengingat beratnya instrumen marching band.
“Setelah berkas pendaftaran kami terima di pertemuan pertama, proses dilanjutkan dengan pengukuran tinggi badan. Hasil seleksi akan diumumkan pada Jumat, 26 September 2025 melalui media sosial MBBA. Peserta yang lolos kemudian mulai mengikuti latihan dasar baris-berbaris, disiplin, dan sikap tubuh selama 2–3 bulan. Setelah itu baru dilakukan pembagian section sesuai minat masing-masing,” jelas Tiara.
Harapan dan Mimpi Besar
Bagi Tiara dan tim pelatih, rekrutmen ini bukan hanya soal regenerasi, tetapi juga wadah untuk mengasah bakat seni dan musik generasi muda.
“Kami ingin Marching Band Bukit Asam menjadi ruang bagi anak-anak untuk maju, berkembang, dan tampil di berbagai ajang yang membanggakan, baik bagi MBBA maupun PTBA,” katanya.
Lebih jauh, MBBA menyimpan mimpi besar yang hingga kini masih diperjuangkan: tampil langsung di hadapan Presiden Republik Indonesia.
“Sejak saya bergabung di MBBA pada 2010, mimpi yang belum tercapai adalah tampil di depan Presiden RI. Semoga PTBA bisa membantu mewujudkan impian tersebut,” tutup Tiara penuh harap.*** (D4F).
BUMN
Dua Penghargaan Bergengsi Diborong PTBA “Ajang IICD Corporate Governance Award 2025”

JAKARTA, MLCI – Release diterima media ini Jumat 19 September 2025, PT Bukit Asam Tbk meraih penghargaan Best Non-Financial Sector Big Cap dan Top 50 Big Capitalization Public Listed Company pada ajang The 16th IICD Corporate Governance Conference & Award 2025.
Penyerahan penghargaan tersebut berlangsung di Ballroom Pullman Hotel, Jakarta, pada Senin 15 September 2025 lalu.
P.H. Corporate Secretary PTBA Eko Prayitno mengatakan, penghargaan ini menjadi pengakuan atas konsistensi PTBA dalam menjalankan kaidah-kaidah tata kelola perusahaan yang baik di setiap lini perusahaan.
“Apresiasi ini menjadi penyemangat bagi kami untuk semakin memperkuat praktik GCG sebagai fondasi atas pengelolaan entitas usaha yang akuntabel,” jelasnya.
Penghargaan ini mencerminkan komitmen PTBA dalam menerapkan praktik terbaik tata kelola perusahaan, termasuk prinsip Good Corporate Governance (GCG), pedoman governansi, dan sistem pengendalian internal yang mengacu pada standar internasional seperti Committee of Sponsoring Organizations (COSO) dan Asean Corporate Governance Scorecard (ACGS).
The 16th IICD Corporate Governance Conference and Award merupakan ajang tahunan pemberian apresiasi kepada perusahaan-perusahaan publik di Indonesia yang dinilai telah menerapkan praktik GCG terbaik. Adapun tema yang diangkat yaitu “Building Resilience through Good Governance: Thriving in Turbulent Times”.
Penilaian dilakukan terhadap 200 emiten berkapitalisasi besar dan menengah dengan mengacu pada standar regional ACGS, sehingga hasilnya mencerminkan pengukuran yang komprehensif dan berkelanjutan.
Wakil Presiden RI periode 2009–2014, Boediono yang hadir dalam kesempatan tersebut menekankan pentingnya sinergi antara sektor publik dan swasta untuk membangun tata kelola yang kuat. Menurutnya, perusahaan yang menerapkan praktik tata kelola dengan baik akan turut mendorong kemajuan dunia usaha dan meningkatkan daya tahan ekonomi nasional.
Ketua Umum IICD & IIPG, Rudiantara menegaskan bahwa penghargaan ini bukan sekadar apresiasi, melainkan momentum untuk memperkuat fondasi tata kelola perusahaan Indonesia serta mempercepat pencapaian standar ASEAN CG Scorecard. Kehadiran regulator, investor, dan praktisi di forum tersebut diharapkan memperkuat dialog dan kolaborasi bagi peningkatan kualitas tata kelola di pasar modal.*** (D4F)
-
Hukum & Kriminal5 tahun ago
4 Pria dan 1 Wanita Terduga Pelaku Narkoba Diringkus Polres Lahat
-
Hukum & Kriminal5 tahun ago
Team Tiger Polres Lahat Kembali Tangkap Terduga Pembunuhan
-
Hukum & Kriminal5 tahun ago
Dua Pasal Hukum, Dodo Arman Ditangkap Kasat Reskrim Polres Lahat
-
Peristiwa4 tahun ago
Pelajar Alami Kecelakaan di Perlintasan Kereta Api Depan SMKN 2 Lahat
-
Hukum & Kriminal5 tahun ago
Hampir Dua Bulan Buron, Pembacok Diciduk Tim Satreskrim Polres Lahat
-
Hukum & Kriminal5 tahun ago
Komplotan Pelaku Narkoba Lahat Tengah Berhasil Ditangkap Polres Lahat
-
Hukum & Kriminal4 tahun ago
Langgar Aturan, Oknum Polres Lahat Diberhentikan Tidak Hormat
-
Hukum & Kriminal5 tahun ago
Soal Pembunuhan di Kikim Tengah, Pengacara Korban Angkat Bicara