Connect with us

BUMN

PTBA Dukung Pemberantasan Buta Membaca dan Matematika Wujudkan Indonesia Maju

Published

on

MUARA ENIM SUMSEL, MLCI – PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota Grup MIND ID, turut berpartisipasi dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk mewujudkan Indonesia maju.

Dalam rangka mendongkrak kemampuan literasi siswa-siswi Sekolah Dasar (SD), PTBA sejak 2022 menyelenggarakan program Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Membaca (Gernas Tastaba) guna meningkatkan kompetensi guru SD di wilayah Kabupaten Muara Enim dan Lahat.

Pelatihan dilakukan secara intensif, mulai dari pelatihan membaca dasar, membaca aktif dan membaca bermakna.

Septia Purnamasari, salah satu guru SD di Muara Enim yang mengikuti Gernas Tastaba, mengungkapkan bahwa pelatihan yang diperolehnya sangat bermanfaat dalam kegiatan belajar mengajar. Septia adalah wali kelas 1 yang harus mendidik siswa-siswinya agar dapat membaca dengan lancar.

Dari Gernas Tastaba, ia mendapatkan metode yang sesuai untuk membuat anak-anak didiknya tak sekadar lancar membaca, namun juga memahami teks. Di antaranya adalah dengan mengajak anak-anak membayangkan teks yang disajikan, serta mengaitkannya dengan pengalaman sehari-hari.

“Kemampuan membaca dan menulis perlu pembelajaran khusus. Ternyata ada berbagai strateginya, misalnya anak-anak diajak membayangkan teks yang disajikan. Kita buat visualisasi agar anak-anak memahami cerita yang dibacanya. Kami jadi bisa memfasilitasi anak-anak dalam membaca dan memahami teks,” tutur Septia. Jumat (13/12/2024).

Salah satu bukti keberhasilan program Gernas Tastaba yang dijalankan bersama PTBA adalah kemampuan membaca siswa yang meningkat drastis di kelas yang gurunya mendapat pelatihan. Bila sebelum diadakan pelatihan hanya 3-4 siswa yang lancar membaca, setelah pelatihan kondisinya terbalik, hanya tersisa 3-4 murid yang tidak dapat membaca.

Pemberantasan Buta Matematika

Tak hanya pemberantasan buta membaca, PTBA juga berupaya memberantas buta matematika melalui program Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matematika (Gertas Tastaka) yang dijalankan sejak 2021. Sebab, penguasaan literasi dan numerasi secara mumpuni merupakan syarat mutlak untuk menjadi manusia unggul dalam berbagai bidang.

Elma Sismi, salah satu guru sekolah dasar (SD) yang mengikuti program Gernas Tastaka, merasakan betul manfaat dari pelatihan yang didapatnya. “Manfaatnya bukan hanya untuk gurunya, tapi terasa juga oleh siswa-siswinya di sekolah,” ujarnya.

Ia mengikuti pelatihan selama 3 bulan dari September hingga Desember 2021. “Terasa sekali bagaimana perubahan implementasi pembelajaran matematika. Sebelum pelatihan, jarang sekali kita menggunakan media, hanya langsung dari buku. Di Gernas Tastaka, dijelaskan bagaimana kita membuat murid-murid memahami aplikasi dari ilmu itu dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

Elma menuturkan, ia kini membuat pelajaran matematika lekat dengan kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, anak-anak didiknya lebih mudah memahami materi yang diberikan. Tak sekadar mengikuti dari buku.

“Misalnya pembelajaran soal uang, kita hadirkan benda konkretnya. Ada uang kertas, uang logam, pecahan-pecahan dari uang itu. Kita hadirkan uang mainan. Kita tugaskan murid-murid untuk membentuk 25.000 dari pecahan-pecahan uang tersebut. Mereka jadi paham aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari,” paparnya.

Gernas Tastaba dan Gernas Tastaka bertujuan untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) poin 4, yakni Pendidikan yang Berkualitas. Sejak 2022, program Gernas Tastaba yang diselenggarakan PTBA memberikan pelatihan untuk 164 orang guru. Sedangkan melalui program Gernas Tastaka, sejak 2021 PTBA telah memberikan pelatihan kepada 242 guru.

Program-program tersebut sejalan dengan Noble Purpose (Tujuan Mulia) PTBA sebagai anggota Grup MIND ID, yaitu pertambangan untuk membangun peradaban, kesejahteraan bersama, dan masa depan yang lebih baik.*** (D4F)

Bagikan Berita :
Continue Reading

BUMN

Inisiasi PTBA “Program Desa Impian” Puyuh Jadi Jalan Keluar Penambang Ilegal

Published

on

By

MUARA ENIM SUMSEL, MLCI – Hidup di bawah bayang-bayang tambang ilegal bukanlah perkara mudah. Risiko kecelakaan yang selalu mengintai, razia aparat membuat dada berdebar, serta rasa cemas yang tak pernah pergi.

Itulah yang dirasakan warga Desa Sleman, Kecamatan Tanjung Agung, sebelum menemukan jalan baru lewat program Transformasi Pertambangan Tanpa Izin (PETI) yang diinisiasi oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Kini, program tersebut hadir dengan nama baru yakni Desa Impian. Tujuannya sederhana tapi berarti besar, mendorong transformasi desa melalui kolaborasi agrikultur, sekaligus membuka peluang ekonomi, memperkuat ketahanan pangan, dan memulihkan lingkungan bekas tambang.

Awal Mula Perubahan Profesi

Tonidi, salah seorang warga yang pernah terlibat dalam PETI, mengingat betul titik balik hidupnya. Pada Februari 2024, ia masih aktif di tambang ilegal ketika bertemu dengan perwakilan PTBA.

Melalui pertemuan sederhana itu, Tonidi mengetahui kabar besar bahwasanya PTBA ingin mengalihkan masyarakat dari ketergantungan pada tambang ilegal menuju usaha yang lebih layak. Jumat (26/9).

“Bagi saya, ini angin segar,” kata Tonidi. Ia sadar sejak lama, bekerja di PETI tidak hanya melanggar hukum, tapi juga penuh bahaya. Peralatan kerja seadanya, rasa tidak aman, hingga keharusan sembunyi-sembunyi dari razia aparat, semua itu menambah tekanan.

Maka ketika ada peluang baru, Tonidi tidak ragu. Ia memilih meninggalkan tambang dan mencoba peruntungan di jalur berbeda, menjadi ketua kelompok Budidaya Burung Puyuh Bangsal Pematang.

“Jadi dengan adanya program ini, saya pribadi merasa sangat senang karena saya dan teman-teman akhirnya mendapatkan peluang untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak, aman dan bermartabat,” imbuh Tonidi.

Kenapa Budidaya Puyuh?

Program Desa Impian sebenarnya menawarkan banyak pilihan usaha yakni ikan, belut, hingga kambing. Namun Tonidi mantap memilih puyuh. Alasannya sederhana karena perawatannya lebih mudah, tingkat keberhasilannya tinggi, dan hasilnya menjanjikan. Bahkan kotoran puyuh bisa diolah kembali menjadi pakan ikan, membentuk rantai usaha yang saling terhubung.

Belajar Semua Hal Tentang Puyuh dari Nol

Perjalanan dimulai dengan pelatihan. Bersama anggota kelompok, Tonidi belajar cara merawat puyuh, menghitung produksi telur, hingga mengelola keuntungan. Tidak berhenti di teori, PTBA langsung menyalurkan bantuan 200 ekor puyuh pada Maret 2024.

Ilmu yang didapat langsung dipraktikkan, dan hasilnya nyata yaitu puyuh bertelur sesuai hitungan, keuntungan mulai mengalir. Melihat kesungguhan itu, PTBA menambah dukungan — 1.000 ekor puyuh, kemudian 2.000 ekor lagi di akhir 2024. Kini, populasi di kandang Bangsal Pematang sudah mencapai 3.000 ekor.

Telur Kecil Jadi Sumber Penghasilan

Setiap hari, kandang itu menghasilkan 23–25 kilogram telur. Hasil panen dikumpulkan seminggu sekali, lalu dipasarkan ke Tanjung Enim, Muara Enim, hingga Baturaja. Harga jual relatif stabil pada Rp36.000 per kilogram di Tanjung Enim, dan Rp34.000 di Baturaja karena pembeli datang langsung ke lokasi.

Setelah dipotong biaya pakan dan listrik, keuntungan bersih cukup untuk memenuhi upah setara UMR bagi anggota yang aktif. Saat ini, dari 10 anggota kelompok, 4 orang mengelola penuh kandang, sementara sisanya membantu bila ada perbaikan atau kebutuhan mendesak.

Telur Kecil, Harapan Besar

Bagi kelompok Bangsal Pematang, perjalanan ini baru permulaan. Mereka berharap budidaya puyuh bisa terus berkembang, menyerap tenaga kerja lebih banyak, serta membantu masyarakat sekitar lepas dari belenggu tambang ilegal.

“Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk PTBA yang sudah peduli dan mendukung kami. Harapan kami, semoga PTBA terus membersamai kami dalam mengembangkan budidaya puyuh ini agar manfaatnya makin luas,” tutup sang ketua penuh optimism.*** (D4F).

Bagikan Berita :
Continue Reading

BUMN

Penuh Antusias, 835 Siswa Daftar Open Rekrutmen Marching Band Bukit Asam

Published

on

By

MUARA ENIM SUMSEL, MLCI – Marching Band Bukit Asam (MBBA) kembali menggelar open rekrutmen anggota baru untuk angkatan 2025. Tahun ini, antusiasme calon anggota melonjak tajam, sebanyak 835 siswa dari berbagai sekolah di ring 1 PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mendaftarkan diri untuk bergabung.

Salah satu pelatih MBBA, Tiara Ramadhina mengungkapkan ada yang berbeda dari rekrutmen tahun ini. Untuk pertama kalinya, kesempatan dibuka hingga ke tingkat sekolah dasar.

“Alhamdulillah antusiasme calon anggota tahun ini sangat besar. Tahun-tahun sebelumnya rekrutmen hanya untuk SMP dan SMA dengan jumlah pendaftar sekitar 500 orang. Tapi sekarang, karena anak SD juga boleh mendaftar, jumlahnya meningkat jadi 835 orang pada pertemuan perdana 20 September lalu,” ujar Tiara. Kamis (25/9).

Prestasi Jadi Magnet

Tiara menambahkan, meningkatnya jumlah pendaftar juga dipengaruhi popularitas MBBA yang terus menanjak berkat prestasi gemilang. Terakhir, MBBA yang mewakili Sumatera Selatan berhasil meraih Juara III Nasional pada Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas) VIII di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Juli 2025.

Tak hanya itu, MBBA juga berhasil membawa pulang 13 medali yang terdiri dari 3 emas, 6 perak, dan 4 perunggu. “Anak-anak melihat langsung pencapaian ini, sehingga semakin banyak yang termotivasi untuk ikut bergabung,” imbuhnya.

Seleksi Ketat dan Latihan Intensif

Meski jumlah pendaftar membludak, tak semua bisa lolos. Salah satu syarat utama adalah tinggi badan minimal 150 cm, mengingat beratnya instrumen marching band.

“Setelah berkas pendaftaran kami terima di pertemuan pertama, proses dilanjutkan dengan pengukuran tinggi badan. Hasil seleksi akan diumumkan pada Jumat, 26 September 2025 melalui media sosial MBBA. Peserta yang lolos kemudian mulai mengikuti latihan dasar baris-berbaris, disiplin, dan sikap tubuh selama 2–3 bulan. Setelah itu baru dilakukan pembagian section sesuai minat masing-masing,” jelas Tiara.

Harapan dan Mimpi Besar

Bagi Tiara dan tim pelatih, rekrutmen ini bukan hanya soal regenerasi, tetapi juga wadah untuk mengasah bakat seni dan musik generasi muda.

“Kami ingin Marching Band Bukit Asam menjadi ruang bagi anak-anak untuk maju, berkembang, dan tampil di berbagai ajang yang membanggakan, baik bagi MBBA maupun PTBA,” katanya.

Lebih jauh, MBBA menyimpan mimpi besar yang hingga kini masih diperjuangkan: tampil langsung di hadapan Presiden Republik Indonesia.

“Sejak saya bergabung di MBBA pada 2010, mimpi yang belum tercapai adalah tampil di depan Presiden RI. Semoga PTBA bisa membantu mewujudkan impian tersebut,” tutup Tiara penuh harap.*** (D4F).

Bagikan Berita :
Continue Reading

BUMN

Dua Penghargaan Bergengsi Diborong PTBA “Ajang IICD Corporate Governance Award 2025”

Published

on

By

JAKARTA, MLCI – Release diterima media ini Jumat 19 September 2025, PT Bukit Asam Tbk meraih penghargaan Best Non-Financial Sector Big Cap dan Top 50 Big Capitalization Public Listed Company pada ajang The 16th IICD Corporate Governance Conference & Award 2025.

Penyerahan penghargaan tersebut berlangsung di Ballroom Pullman Hotel, Jakarta, pada Senin 15 September 2025 lalu.

P.H. Corporate Secretary PTBA Eko Prayitno mengatakan, penghargaan ini menjadi pengakuan atas konsistensi PTBA dalam menjalankan kaidah-kaidah tata kelola perusahaan yang baik di setiap lini perusahaan.

“Apresiasi ini menjadi penyemangat bagi kami untuk semakin memperkuat praktik GCG sebagai fondasi atas pengelolaan entitas usaha yang akuntabel,” jelasnya.

Penghargaan ini mencerminkan komitmen PTBA dalam menerapkan praktik terbaik tata kelola perusahaan, termasuk prinsip Good Corporate Governance (GCG), pedoman governansi, dan sistem pengendalian internal yang mengacu pada standar internasional seperti Committee of Sponsoring Organizations (COSO) dan Asean Corporate Governance Scorecard (ACGS).

The 16th IICD Corporate Governance Conference and Award merupakan ajang tahunan pemberian apresiasi kepada perusahaan-perusahaan publik di Indonesia yang dinilai telah menerapkan praktik GCG terbaik. Adapun tema yang diangkat yaitu “Building Resilience through Good Governance: Thriving in Turbulent Times”.

Penilaian dilakukan terhadap 200 emiten berkapitalisasi besar dan menengah dengan mengacu pada standar regional ACGS, sehingga hasilnya mencerminkan pengukuran yang komprehensif dan berkelanjutan.

Wakil Presiden RI periode 2009–2014, Boediono yang hadir dalam kesempatan tersebut menekankan pentingnya sinergi antara sektor publik dan swasta untuk membangun tata kelola yang kuat. Menurutnya, perusahaan yang menerapkan praktik tata kelola dengan baik akan turut mendorong kemajuan dunia usaha dan meningkatkan daya tahan ekonomi nasional.

Ketua Umum IICD & IIPG, Rudiantara menegaskan bahwa penghargaan ini bukan sekadar apresiasi, melainkan momentum untuk memperkuat fondasi tata kelola perusahaan Indonesia serta mempercepat pencapaian standar ASEAN CG Scorecard. Kehadiran regulator, investor, dan praktisi di forum tersebut diharapkan memperkuat dialog dan kolaborasi bagi peningkatan kualitas tata kelola di pasar modal.*** (D4F)

Bagikan Berita :
Continue Reading

Kategori

Advertisement
Advertisement

Populer

error: Content is protected !!