Opini
Mencari Jati Diri Pembangunan Lahat, Pernah Jadi Ibukota Provinsi Sumatera Selatan.

Oleh: M. Yanuar Anoseputra (Pengamat)
Sebagai Kabupaten Tua di Sumatera Selatan, yang bermula berdiri pada tahun 1877 sebagai Afdeling Lematang Ulu & Ilir yang merupakan salah satu dari sembilan Afdeling di bawah Residen Palembang saat itu.
Kemudian Belanda merubah dari 9 Afdeling menjadi 4 Afdeling saja. Lahat masuk sebagai salah satu dari empat Afdeling itu, yaitu Afdeling Palembangsche Bonvenlanden /Palembang Ulu meliputi Lahat sebagai ibukotanya, dan dibawahnya ada beberapa Onder Afdeling seperti Lematang Ilir (Muara Enim), Tanah Pasemah Pagaralam, Tebing Tinggi dan Musi Ulu (Muara Beliti).
Ketiga Afdeling lainnya adalah Afdeling Palembang Ilir / Palembangsche Benevenlanden beribukota di Sekayu. Afdeling Ogan Ulu dan Komering beribukota di Baturaja. Dan ibukota keresidenan adalah Palembang.
Kabupaten Lahat juga pernah menjadi ibukota sementara Provinsi Sumatera Selatan. Dulu pada 1946 terjadi sidang istimewa DPRS (Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera) di Bukit Tinggi Sumatera Barat, pulau Sumatera dibagi menjadi tiga provinsi.
Yaiu Sumatera Utara meliputi Aceh, Sumatera Timur, Tapanuli dll. Kemudian Provinsi Sumatera Tengah meliputi keresidenan Riau, keresidenan Jambi dan keresidenan Sumatera Barat. Kemudian Provinsi Sumatera Selatan terdiri dari keresidenan Palembang, Bangka Belitung, Bengkulu dan Lampung.
Provinsi Sumatera Selatan berdiri 1946 membawahi 4 keresidenan. Kemudian pada 1947-1948 Belanda mendirikan NSS (Negara Sumatera Selatan).
Maksud dan tujuannya adalah untuk memecah belah NKRI saat itu. Kemudian Negara Sumatera Selatan ini hanya mampu menguasai daerah Musi Ilir, Banyasin, Ogan Komering dan Kota Palembang.
Sedangkan daerah seperti Kewedanaan seperti Lematang Ulu / Lahat, Tebing Tinggi dan Musi Ulu tidak bisa dikuasai Negara Sumatera Selatan. Kemudian agar Provinsi Sumatera Selatan ini agar tetap eksis, maka pusat pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan ini dipindahkan ke Lahat.
Sedangkan untuk pusat militernya dipindahkan ke Lubuk Linggau. Kemudian tahun 1950 pasca pembubaran NSS ibukota provinsi Sumatera Selatan kembali ke Palembang.
Lahat Kontemporer
Melihat sejarah ini, jelas sudah bahwa Lahat (Pagaralam masih bagian Lahat) memiliki sejarah panjang. Bahkan jika kita tarik sejarahnya pada zaman puyang dan kerajaan. Diumurnya yang begini, Lahat harus benar-benar memperhatikan wajah kotanya sebagai tolak ukur kemajuan suatu daerah.
Secara Sumber Daya Alam, Lahat memiliki potensi yang unggul jika dibandingkan daerah lain disekitarnya. Seperti sumber daya energi Batubara ataupun panas bumi. Sumber Daya tanah pertanian yang subur untuk tanaman dataran tinggi maupun dataran rendah, sumber pariwisata dan sumber adat budaya.
Baharudin Jusuf Habibie mantan Presiden RI berkata, produktivitas itu tergantung tiga elemen pada diri manusia, yaitu elemen Agama, elemen Budaya dan elemen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Melalui tiga elemen inilah suatu daerah bisa mencapai produktivitasnya dan menemukan jati dirinya. Pembangunan daerah harus memakai tiga elemen ini. Bagaimana kita membangun Lahat dengan agama nya yang beragam, penguatan sendi kehidupan beragama di Kabupaten Lahat. Hal ini sudah banyak dicontohkan di berbagai daerah lain di Indonesia. Contoh saja Bangka Tengah, mereka membangun daerah dengan elemen Agama yang kuat.
Dimulai dari tingkat Desa ada perlombaan MTQ rutin setiap tahun, TPA disemarakkan. Bukan hanya agama Islam, namun agama lain pun demikian. Ini adalah pondasi karakter yang akan menjaga kondisi daerah yang kondusif.
Kemudian elemen Budaya juga sudah dilakukan berbagai daerah lain di Indonesia. Contoh saja Palembang. Mereka memiliki Lembaga Adat resmi seperti Kesultanan Palembang Darussalam yang menjaga agar adat budaya Palembang tetap eksis tidak tergerus zaman.
Hal ini sangat penting untuk jati diri Bangsa. Jika kita lupa dengan adat budaya, maka hilanglah jati diri kita. Kota Palembang sangat menyadari ini sehingga adat budaya Palembang masih terjaga ditengah kemegahan pembangunan Kota Metropolitan Palembang yang sudah berkembang pesat. Selain Palembang, ada juga Kota Yogyakarta yang dibangun dengan elemen Budayanya.
Kemudian elemen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Ini adalah wajah terdepan kemajuan suatu daerah. Bayangkan saja, kota Palembang dengan segala kemajuannya masih memiliki kekurangan oleh banyak netizen Skyscraper jika dibandingkan dengan Kota besar lainnya di Indonesia.
Karena di Palembang minim Gedung Tinggi pencakar langit. Artinya, pembangunan fisik ini sangat penting bagi warga dunia untuk melihat apakah daerah itu maju atau tidak melalui berapa banyak gedung pencakar langit nya.
Lahat mulai harus membangun gedung tinggi minimal 15 lantai sebagai ikon baru pembangunan Kabupaten Lahat. Kita sudah lama terlena dengan Tugu Lahat sebagai ikon kita satu-satunya di bidang pembangunan dan ikon alam kita yaitu Bukti Serelo.
Sekarang sudah saatnya Lahat membangun elemen IPTEK ini dimulai dengan gedung tinggi, lalu tata kota yang bersih, rapi dan menawan. Jika tidak sekarang, kapan lagi ? Sedangkan Kabupaten tetangga sudah membanggakan gedung 12 lantai yang mereka punya.
Kota Impian
Pembangunan identitas atau jati diri ini adalah hal prioritas dalam membangun sebuah peradaban. Lihatlah berbagai peradaban dari masa lalu seperti Romawi. Peradaban itu dibangun atas elemen Agama, budaya dan Teknologi pada masanya yang membentang sepanjang Eropa. Kemudian Bangsa Persia pun juga dengan elemen yang sama. Hingga terakhir masa Peradaban Islam juga dibangun atas elemen yang sama juga hingga mencapai puncak kejayaannya pada masa Bani Abbasiyah.
Lalu bagaimana dengan jati diri Lahat? Hingga hari ini kita belum menemukan fokus pada salah satu elemen itu. Yang hanya adalah penggalian perut bumi Lahat yang kemudian merubah wajah Lahat dari yang dulu sejuk menjadi panas, tanpa adanya efek berarti bagi perkembangan kotanya sampai hari ini.
Saya menyumbang pemikiran dalam tulisan ini beberapa program impian strategis, yaitu pembangunan wajah kota dengan gedung pencakar langit sebagai ikon baru daerah, pendirian lembaga adat resmi oleh pemerintah untuk menjaga adat budaya daerah agar tidak tergerus zaman.
Meningkatkan elemen keagamaan dimulai dari tingkat Desa dengan kebijakan turunan pemerintah, melakukan penanaman dan penghijauan kembali eks lahan tambang, serta menjadikan Lahat sebagai Ibukota Airterjun Dunia yang bisa berdampak nyata bagi ekonomi karena bisa menggeliatkan UMKM bagi masyarakat.
Pembangunan ini tentu saja memerlukan biaya yang besar terutama pembangunan fisik. Maka tugas pemerintahlah untuk menggaet investor dan mempromosikan potensi itu kepada mereka.
Atau bisa juga dengan pemanfaatan simpul ekonomi yang ada seperti perusahaan tambang ataupun Dana Desa untuk pembangunan yang terarah. Tujuan dari semua ini adalah menjadikan Lahat yang punya sejarah besar di masa lalu, menjadi semakin nyata di masa sekarang. Sama besarnya dengan harapan kita semua yang takkan habis hanya seiring berakhirnya tulisan ini.
Opini
Pengaruh Media Sosial dalam Mendongkrak Suara Pemilu

Oleh : Ario Kesuma Wijaya, S.Kom
ERA revolusi industri 4.0 seperti sekarang ini, memungkinkan semua akses informasi dapat dikonsumsi masyarakat luas. Salah satunya melalui keterbukaan media sosial (medsos) yang memberikan ruang bagi semua orang untuk mengakses informasi. Dengan kata lain, keberadaan medsos membantu penggunanya untuk terhubung antara satu dengan yang lain
Bahkan penggunaan medsos tak hanya dimanfaatkan untuk kegiatan marketing barang dan jasa. Namun sudah mulai digunakan politisi dan kandidat yang diusung partai politik (parpol) sebagai alat politik. Ya, berpolitik melalui media sosial mulai menjadi wadah bagi para politisi untuk melakukan marketing dan komunikasi politik dengan masyarakat pemilih.
Karena itu, keterbukaan informasi dan akses melalui media sosial haruslah dapat dimanfaatkan dengan baik oleh kader, fungsionaris partai politik dan politisi. Diantaranya dengan memberikan informasi mengenai visi, misi dan program kerja. Bahkan prestasi-prestasi yang pernah dicapai sehingga masyarakat pemilih dapat menentukan pilihan sesuai dengan harapan.
Kondisi ini menunjukkan bahwa media sosial memiliki pengaruh penting dalam semua lini kehidupan masyarakat, tak terkecuali bidang politik. Bahkan dampaknya berimbas secara keseluruhan, mulai dari partai politik, pemilihan umum (pemilu), positioning partai politik dan para politisi, marketing politik, kampanye politik, komunikasi politik hingga pencitraan. Makanya para politisi harus memberikan literasi politik digital yang baik dan sehat.
Meski begitu, keberadaan medsos seperti facebook, instagram dan medsos lainnya tidaklah menjadi efektif sebagai wadah mendulang suara pemilu terutama ditingkatkan kabupaten/kota. Alasannya, peserta pemilu sulit mendeteksi para netizan dengan daerah pemilihan (dapil) yang sama dan benar-benar memiliki hak suara di dapil itu.
Untuk itu, para politisi lokal kabupaten/kota yang akan berkontestasi dalam pemilu, tidak bisa mengandalkan dunia sosial sebagai wadah satu satunya untuk mendulang suara. Medsos hanya membantu meningkatkan popularitas para kandidat peserta pemilu. Calon pemilih akan lebih yakin apabila sudah bertatap muka langsung dengan calon yang akan dipilihnya. Jadi, bukan seperti membeli kucing di dalam karung.
Merujuk dari beberapa kali Pemilu, medsos hanya menjadi sarana promosi yang sifatnya menawarkan serta memberikan gambaran global parpol dan penyelengara yang sifatnya sebatas pemberitahunan. Perlu dilakukan studi ataupun survei untuk menentukan seberapa signifikan peran medsos dalam mendulang suara pemilu, Kecuali dalam pemilihan presiden dan kompetisi perebutan kursi parlemen di Senayan, dirasa dapat memberikan kontribusi dalam mendongkrak suara.
Eksistensi medsos mungkin efektif dijadikan tolak ukur untuk mengetahui tingkat ketertarikan publik, terutama terhadap parpol yang akan dijadikan perahu. Medsos juga bisa menjadi referensi bagi kandidat dalam mengukur pengaruh politiknya sambil menawarkan proram maupun visi-misi.
Tidak dapat dipungkiri, media sosial merupakan media satu satunya saat ini sebagai sarana yang praktis dan murah dan cepat untuk memperkenalkan diri. Namun untuk lebih meningkatkan kepercayaan serta kenyakinan netizen, masih butuh kerja keras di akar rumput. Mendulang suara bukan hanya sebatas tahu atau kenal.
Persaingan ketat antar calon maupun parpol yang juga sama-sama menggunakan medsos untuk promosi diri, menghadirkan tantangan serta perjuangan tersendiri. Khususnya persaingan dalam menyakinkan masyarakat pemilih saat hari H pemilihan. Apalagi pemilih bakal makin teliti dan kritis dalam menilai calon pemimpin yang akan dipilihnya.
Pemilu serentak kali ini bakal dihelat 14 Februari 2024, dirangkai dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada 27 November tahun yang sama. Memungkinkan adanya kedekatan dan keterkaitan secara langsung antara pemilih dan para calon. Pemilih mungkin akan memilih calon yang ideal, mengenal dan dikenalnya. Hal ini membuat suhu politik kali lebih memanas dari pada saat pemilu atau pemilihan yang lain.
Dengan keterbukaan publik di dunia nyata maupun media sosial, membantu calon pemilih dalam mempertimbangkan dan menentukan pilihannya. Masyarakat lebih mudah melihat track record atau rekam jejak calon pemimpin. Dengan begitu, memperbesar peluang lahirnya pemimpin yang memang mumpuni. Yakni pemimpin yang siap mengabdi 24 jam demi kepentingan rakyatnya. pemimpin yang lebih mendahulukan kepentingan rakyatnya dibandingkan dengan kepentingan pribadi atau golongannya. Pemimipin yang tidak ambisius terhadap harta benda. Pemimpin yang religius, tidak korupsi, kolusi dan nepotisme Pemimpin yang berani mengambil resiko apapun demi rakyatnya. (***)
(*) Penulis adalah Ketua Bidang IT Cyber PWI Kota Lubuklinggau yang juga menjabat Sekretaris PA GMNI Musi Rawas.
Opini
Keutamaan Membaca al-Quran yang Jarang Disebut

Keutamaan Membaca al-Quran yang Jarang Disebut*
Oleh: Ust. Windo
Pertama kali mendengar hadits ini, dari guru al-Quran ketika di pondok dulu. Beliau menyemangati para santri khusus penghafal Quran, bahwa apa yang dilakukan saat itu adalah keistimewaan.
Saat santri kebanyakan diberikan kebebasan memilih dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang pelbagai, para santri penghafal Quran, selain akademik jam formal, waktu lainnya full untuk interaksi dengan al-Quran demi mencapai target yang diingini.
Subuh, setoran hafalan terbaru, Ashar murajaah lima halaman terakhir yang dihafal, Maghrib murajaah setengah juz secara berurut tiap hari sesuai jumlah hafalan yang dimiliki. Waktu-waktu antara itu untuk mempersiapkan setoran di tiga waktu shalat tersebut.
Karena itu, guru kami yang hafiz mutqin bersanad itu, selalu menyemangati. Saya teringat persis ucapan Beliau saat itu: _“Anak-anakku, kesibukan kalian bersama al-Quran adalah kesibukan penuh berkah, sampai kalian lupa berdoa pun tidak jadi masalah. Dengan berkah al-Quran, niscaya kalian akan diberikan lebih dari apa yang Allah berikan kepada orang-orang yang berdoa.”_
Inilah keberkahan al-Quran yang jarang disinggung, karena itu momentum hari-hari akhir Ramadan ini adalah momen terbaik untuk mengejar target-target interaksi kita bersama al-Quran yang belum tuntas. Berazamlah menjadikan al-Quran sebagai hiasan diri sembari berdoa, semoga dibulan-bulan berikutnya setelah Ramadan, al-Quran adalah teman sejati yang menemani perjalanan kehidupan kita.
Masjid Baiti Jannati
Cluster Alexandria, Jakabaring.
Opini
Menikmati Jamuan Allah di 10 Hari Terakhir Ramadan

*Menikmati Jamuan Allah di 10 Hari Terakhir Ramadan*
Oleh: Ust. Windo
Terhitung malam ini, malam ke-21 Ramadan 1444 H. bermula hitungan 10 hari yang akhir dari Ramadan. Rangkaian hari yang bukan biasa-biasa saja, tapi justeru inilah puncak rangkaian ibadah Ramadan.
Ummul Mukminin, Sayyidah Aisyah menceritakan bagaimana Nabi di 10 hari akhir Ramadan. Kata Beliau: _“Nabi kalau masuk 10 hari akhir Ramadan, beliau mengencangkan tali ikat pinggangnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.”_
Diantara makna mengencangkan ikat pinggang ini; mengurangi makan dan minum, dan mengurangi intensitas hubungan suami istri. Dilihat dari tujuannya, konteks kekinian dapat juga dimasukkan mengurangi keaktifan bersama HP. Semua ini dilakukan, agar bisa fokus menghidupkan malam-malam yang akhir dari Ramadan.
Tiga gambaran Aisyah tentang Nabi ini akhirnya terangkumi dalam satu sunnah Nabi yang beliau dawamkan tiap Ramadan, yaitu beri’tikaf. Seruan yang sifatnya sama, baik kepada lelaki maupun perempuan. Bahkan Nabi di Ramadan terakhir Beliau beri’tikaf selama 20 hari.
Lebih utama lagi, 10 hari yang akhir Ramadan, ditengarai salah satu malamnya bakal menjadi malam yang Allah tetapkan sebagai _lailatul qadr_. Malam yang Allah sebut nilai (ibadahnya) lebih baik dari seribu bulan.
Inilah jamuan Allah di hari-hari yang akhir Ramadan. Semoga Allah tolong kita semua, agar mudah mempersembahkan ibadah terbaik kepada-Nya. _Wallahul Musta’an._[]
20 Ramadan, Ashar.
Jelang buka bersama BSI Region 3 Palembang
-
Hukum & Kriminal3 tahun ago
4 Pria dan 1 Wanita Terduga Pelaku Narkoba Diringkus Polres Lahat
-
Hukum & Kriminal3 tahun ago
Team Tiger Polres Lahat Kembali Tangkap Terduga Pembunuhan
-
Hukum & Kriminal3 tahun ago
Hampir Dua Bulan Buron, Pembacok Diciduk Tim Satreskrim Polres Lahat
-
Peristiwa2 tahun ago
Pelajar Alami Kecelakaan di Perlintasan Kereta Api Depan SMKN 2 Lahat
-
Hukum & Kriminal3 tahun ago
Dua Pasal Hukum, Dodo Arman Ditangkap Kasat Reskrim Polres Lahat
-
Hukum & Kriminal2 tahun ago
Langgar Aturan, Oknum Polres Lahat Diberhentikan Tidak Hormat
-
Hukum & Kriminal2 tahun ago
Komplotan Pelaku Narkoba Lahat Tengah Berhasil Ditangkap Polres Lahat
-
Hukum & Kriminal3 tahun ago
Soal Pembunuhan di Kikim Tengah, Pengacara Korban Angkat Bicara